Fluoroskopi adalah cara pemeriksaan
yang menggunakan sifat tembus sinar rotngen dan suatu tabir yang bersifat luminisensi
bila terkena sinar tersebut. Fluoroskopi terutama diperlukan untuk menyelidiki
fungsi serta pergerakan suatu organ atau sistem tubuh seperti dinamika alat
peredaran darah, misalnya jantung, dan pembuluh darah besar, serta pernafasan
berupa pergerakan diafragma dan aerasi paru-paru. (Sjahriar Rasad, 1998).
Fluoroskopi dapat memberikan
diagnosa aktif selama jalannya pemeriksaan. Oleh karena itu pemeriksaan
fluoroskopi secara primer dilakukan oleh Dokter Radiologi. Peran Radiografer
sebagai mitra selama pemeriksaan, termasuk di dalam pengambilan gambar
radiografi setelah pemeriksaan fluoroskopi usai. Pemeriksaan fluoroskopi
umumnya digunakan untuk mengevaluasi dan mengobservasi fungsi fisiologis tubuh
yang bergerak, seperti proses menelan, jalannya barium didalam traktus digestivus,
penyuntikan zat kontras pada sistem biliari, dan lain-lain. (Richard R.C, dan
Arlene M. 1992;553).
Adapun alat
fluoroskopi modern sekarang ini terdiri dari tube sinar-X fluoroskopi dan
penerima gambar (Image Receptor) yang
berada pada alat C-Arm (Alat yang
berbentuk seperti huruf C) agar tetap pada posisi yang tegak lurus walupun
keduanya bergerak atau berotasi.
Ada dua
jenis desain tube sinar-X fluoroskopi, yaitu yang berada dibawah meja
pemeriksaan dan yang berada diatas meja pemeriksaan tepatnya diatas tubuh
pasien. Namun kebanyakan pesawat fluoroskopi menggunakan desain under table
unit (tube yang berada di bawah meja pemeriksaan).
Tube sinar-X
fluoroskopi sangat mirip desainnya dengan tube diagnostik konvensional kecuali
bahwa tube sinar-X fluoroskopi dirancang untuk dapat mengeluarkan sinar-X lebih
lama daripada tube diagnostik konvensional dengan mA yang jauh lebih kecil.
Dimana tipe tube diagnostik konvensional memiliki range mA antara 50-1200 mA
sedangkan range mA pada tube sinar-X fluoroskopi antara 0,5-5,0 mA.
2. Komponen Peralatan Fluoroskopi.
Ada tiga komponen utama yang
merupakan bagian dari unit fluoroskopi yakni, X-ray tube beserta generator, Image
Intisifier, dan sistem monitoring video. Bagian utama unit fluoroskopi
adalah :
a.
X-ray tube dan generator.
Tube sinar-X
fluoroskopi sangat mirip desainnya dengan tube sinar-X diagnostik konvesional
kecuali bahwa tube sinar-X fluoroskopi dirancang untuk dapat mengeluarkan
sinar-X lebih lama dari pada tube diagnostik konvensional dengan mA yang jauh
lebih kecil. Dimana tipe tube diagnostik konvensional memiliki range mA antara
50-1200 mA sedangkan range mA pada tube sinar-X fluoroskopi antara 0,5-5,0 mA.
Sebuah Intensification Tube (talang penguat) dirancang untuk menambah kecerahan
gambar secara elektronik Pencerah gambar modern sekarang ini mampu mencerahkan
gambar hingga 500-8000 kali lipat. (Richard R.C, dan Arlene M. 1992;570).
Generator
X-ray pada fluoroskopi unit menggunakan tiga phase atau high frequency units, untuk efisiensi maksimum fluoroskopi unit
dilengkapi dengan cine fluorography
yang memiliki waktu eksposi yang sangat cepat, berkisar antara 5/6 ms untuk
pengambilan gambar sebanyak 48 gambar/detik. Maka dari itu generator X-ray tube
biasanya merupakan tabung berkapasitas tinggi (paling tidak 500.000 heat unit) dibandingkan dengan tabung
X-ray radiografi biasa (300.000 heat
units).
b. Image
Intisifier.
Semua sistem
fluoroskopi menggunakan Image Intisifier
yang menghasilkan gambar selama fluoroskopi dengan mengkonversi low intensity full size image ke high-intensity minified image. Image
Intisifier adalah alat yang berupa detektor dan PMT (di dalamnya terdapat
photocatoda, focusing electroda, dinode, dan output phospor).
Sehingga
memungkinkan untuk melakukan fluoroskopi dalam kamar dengan keadaan terang dan
tanpa perlu adaptasi gelap (Sjahriar Rasad, 1998). Image Intisifier terdiri
dari:
1)
Detektor
Terbuat dari
crystals iodide (CsI) yang mempunyai sifat memendarkan cahaya apabila terkena
radiasi sinar-X. Absorpsi dari detektor sebesar 60% dari radiasi sinar-X
(Robert A. Fosbinder dan Charles A, Kelsey, 2000).
2)
PMT (Photo Multiplier Tube).
Terdiri Dari
:
a)
Photokatoda.
Terletak
setelah input phospor. Memiliki
fungsi untuk merubah cahaya tampak yang diserap dari input phospor menjadi berkas elektron.
b)
Focusing Electroda.
Elektroda
dalam focus Image Intensifier meneruskan elektron-elektron negatif dari photochatode ke output phospor.
c) Anode dan Output Phospor.
Elektron
dari photochatode diakselerasikan
secara cepat ke anoda karena adanya beda tegangan seta merubah berkas elektron
tadi menjadi sinyal listrik.
3. Sistem
Monitoring dan Video.
Beberapa
sistem penampil gambar (viewing system) telah mampu mengirim gambar dari output
screen menuju alat penampil gambar (Viewer). Dikarenakan output phospor hanya
berdiameter 1 inch (2,54 cm), gambar yang dihasilkan relatif kecil, karena itu
harus diperbesar dan di monitor oleh sistem tambahan. Termasuk diantaranya Optical Mirror, Video, Cine, dan sistem
spot film. Beberapa dari sistem penampil gambar tersebut mampu menampilkan
gambar bergerak secara langsung (Real-Time
Viewing) dan beberapa yang lainnya untuk gambar diam (Static Image). Waktu melihat gambar, resolusi dan waktu processing
bervariasi antar alat-alat tersebut. Pada saat pemeriksaan fluoroskopi
memungkinkan untuk dilakukan proses merekam gambar bergerak maupun gambar yang
tidak bergerak (statis). (Richard R.C, dan Arlene M. 1992;570).
3. Proses Terjadinya Gambaran Pada
Fluoroskopi
Pada saat
pemeriksaan fluoroskopi berlangsung,
berkas cahaya sinar-x primer menembus tubuh pasien menuju input screen yang
berada dalam Image Intensifier Tube
yaitu sebuah tabung hampa udara yang terdiri dari sebuah katoda dan
anoda. Input screen yang berada pada Image
Intensifier adalah layar yang menyerap foton sinar-x dan mengubahnya
menjadi berkas cahaya tampak, yang kemudian akan ditangkap oleh PMT (Photo
Multiplier Tube). PMT terdiri dari photokatoda, focusing elektroda, dan anoda
dan output phospor. Cahaya tampak yang diserap oleh photokatoda pada PMT
akan dirubah menjadi elektron, kemudian dengan adanya focusing elektroda
elektron-elektron negatif dari photokatoda difokouskan dan dipercepat menuju
dinoda pertama. Kemudian elektron akan menumbuk dinoda pertama dan dalam proses
tumbukan akan menghasilkan elektron-elektron lain. Elektron-elektron yang telah
diperbanyak jumlahnya yang keluar dari dinoda pertama akan dipercepat menuju
dinoda kedua sehingga akan menghasilkan elektron yang lebih banyak lagi,
demikian seterusnya sampai dinoda yang terakhir. Setelah itu elektron-elektron
tersebut diakselerasikan secara cepat ke anoda karena adanya beda potensial
yang kemudian nantinya elektron tersebut dirubah menjadi sinyal listrik.